Nonfiksi
Kisah Perang Pasifik - Pertempuran Laut Coral
Pesawat-pesawat pengintai Sekutu dalam jumlah besar ditugaskan mencari keberadaan armada Jepang. Namun, mereka tidak kunjung menjumpai armada Jepang, meskipun sudah melakukan penerbangan jarak jauh dari Port Moresby dan Townsville Australia Utara hingga ke atas perairan Kepulauan Salomon dan Rabaul. Bahkan, pesawat-pesawat dari pangkalan Noumea di pulau New Caledonia ditugaskan pula mencari sampai ke daerah timur Kepulauan Salomon. Cuaca yang sering berubah, hujan lebat dan badai, serta kemampuan pilot-pilot Sekutu yang terbatas membuat mereka kesulitan mengidentifikasi armada Jepang yang dipimpin Laksamana Takagi. Barulah pada 6 Mei 1942 sore, pesawat-pesawat ini mengabarkan keberadaan suatu armada Jepang di perairan Papua Nugini-New Britain dan Salomon. Tujuan armada ini kemungkinan besar ialah pangkalan Port Moresby, tetapi belum diketahui dengan pasti selat mana yang akan mereka lalui untuk memasuki perairan Laut Coral. Maka, armada Fletcher pun menuju barat laut untuk menghadang armada Jepang. Armada Sekutu tetap menyiagakan pesawat-pesawat terbangnya di udara, sementara pesawat yang tidak mengudara bersiap-siap menghadapi kemungkinan serangan. Dengan begitu, kapal induk Sekutu tetap memiliki pertahanan jika sewaktu-waktu diserang.
Walaupun kedua kumpulan kapal induk Jepang itu belum terdeteksi, namun laporan yang masuk telah lebih dari cukup untuk memutuskan bahwa waktu menyerang telah tiba.
Pada 7 Mei 1942, pesawat-pesawat pengintai dari kapal induk Yorktown bertugas melakukan patroli di bagian utara dengan radius 275 mil laut. Bersamaan dengan itu, Laksamana Fletcher memerintahkan armada pembantu di bawah pimpinan Laksamana Y.G. Grace membawa kapal perusak Farragut berlayar ke bagian selatan Selat Yomard untuk menggagalkan upaya armada Jepang memasuki selat yang strategis itu. Tidak lama kemudian, sebuah pesawat pengintai Amerika melaporkan telah melihat sebuah kapal induk Jepang di sebelah utara pulau Misima, tidak jauh dari jalan masuk sisi utara Selat Yomard, sedang berlayar ke arah tenggara. Pesawat-pesawat pengintai dari lapangan terbang Townsville yang terus-menerus berpatroli juga mengabarkan bahwa telah terlihat kapal-kapal di perairan Kepulauan Salomon sedang bergerak ke arah pangkalan Port Moresby. Pesawat-pesawat pengintai lainnya kembali ke kapal induknya masing-masing, tidak berhasil mendeteksi posisi kapal induk raksasa Zuikaku dan Shokaku milik Jepang. Belakangan baru diketahui bahwa kedua kapal tersebut sebenarnya berada tidak jauh dari armada Sekutu. Walaupun kedua kumpulan kapal induk Jepang itu belum terdeteksi, namun laporan yang masuk telah lebih dari cukup untuk memutuskan bahwa waktu menyerang telah tiba.
Baca selengkapnya di:
SPESIFIKASI BUKU
Format: PDF
Ukuran: 130 mm x 205 mm (buku saku)
Halaman: iv + 96
Halaman: iv + 96
Tahun Terbit: 2022
ISBN:
GGKEY: